Selasa, 21 Juni 2016




Pengertian Huruf dalam Ilmu Nahwu Bahasa Arab


Pada penjelasan yang telah lalu kita telah membicarakan sedikit mengenai fi'il dan isim. Nah, selanjtnya kita akan membicarakan huruf. Huruf yang dimaksud di sini tentu dalam istilah yang digunakan dalam ilmu bahasa Arab, bukan huruf yang digunakan dalam istilah bahasa Indonesia, yaitu huruf abjad A,B,C, dan seterusnya. Adapun pengertian huruf dalam ilmu bahasa Arab, yaitu:
و الحرف ما لا يصلح معه دليل الإسم ولا دليل الفعل
"Huruf ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi'il."
Dari ta'rif di atas maka dapat dijelaskan kembali bahwa huruf itu lafadz yang tidak disisipi baik oleh tanda isim maupun tanda fi'il. Contohnya yaitu seperti huruf khafadh, yaitu min, ilaa, 'an, 'alaa, dan lain sebagainya. Juga seperti huruf istifham "Hal" dan "a". Lafadz-lafadz ini disebut huruf karena tidak ditanwin atau disisipi alif lam, qad, ta' ta'nis yang disukunkan, dan sebagainya.
Huruf dalam Ilmu Nahwu Bahasa Arab
Huruf dalam Ilmu Nahwu Bahasa Arab
Dalam kitab Alfiyah Ibn Malik terdapat bait nadzam berikut ini:
سواهما الحرف كهل وفي ولم * فعل مضارع يلي لم كيشم
 وماضي الأفعال بالتامز وسم * با لنون فعل الأمر ان امر فهم
 
"Selain isim dan fi'il ialah huruf, contoh hal, fi dan lam. Fi'il mudhari adalah fi'il yang jatuh sesudah lam, contoh seperti lam yasyam (tidak mencium".
"Bedakanlah fi'il madhi dengan ta', dan berikanlah tanda nun pada fi'il amr, bila mengandung arti perintah."
Penjelasan nadzam di atas:
Huruf dapat dibedakan dari isim dan fiil disebabkan huruf terlepas dari alamat-alamat isim dan fiil. Dikemukakannya contoh (هَلْ) dan (فِي) dan (لَمْ) pada nadzam di atas dimaksud sekedar untuk mengingatkan bahwa huruf terbagi pada dua bagian, yaitu huruf yang bersifat mukhtas dan yang tidak bersifat mukhtas. Salah satu jenis huruf yang tidak bersifat mukhtas adalah (هَلْ), huruf ini dapat memasuki isim dan fiil, misalnya seperti contoh berikut ini:
(هَلْ زَيْدٌ قَامَ) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
(هَلْ قَامَ زَيْدٌ؟) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
Selain itu ada contoh untuk huruf yang bersifat mukhtas, yaitu fii dan lam. Huruf yang bersifat mukhtas ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
  1. Huruf yang khusus memasuki isim, seperti lafadz: (زَيْدٌ فِي الدَّارِ) Artiny: Zaid berada di dalam rumah
  2. Huruf yang khusus memasuki fiil, contohnya: (لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ) Artinya: "Zaid belum berdiri
Macam-macam huruf ini sangat banyak sekali. Misalnya saja, dalam hubungannya dengan kalimah lain, maka huruf dibedakan menjadi tiga macam:
  1. Huruf yang masuk pada kalimah isim. Misalnya huruf jar, inna dan konco-koncone, huruf nida', istisna, dan lain sebagainya
  2. Huruf yang masuk pada kalimah fiil. Misalnya huruf nashab, huruf jazm, dan lain sebagainya
  3. Huruf yang bisa masuk pada kalimah fiil dan isim. Misalnya huruf athaf, wawu hal, dan lain sebagainya.
Agar mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman, saya akan membagi penjelasan tentang huruf dan pembahasan lainnya yang kiranya memerlukan penjabaran yang agak sedikit panjang menjadi beberapa postingan. Karena itu apabila pada postingan selanjutnya ditemukan kemiripan atau lanjutan dari pembahasan sebelumnya, maka kiranya para pembaca budiman dapat memahami dan memakluminya. Dan tentu saja semua pembahasan kita ini merupakan satu kesatuan yang antara satu dengan yang lainnya harus dapat dipahami dengan baik. Tujuannya tiada lain agar pemahaman kita tentang ilmu alat nahwu sharaf ini tidak saling menimbulkan kesalahpahaman, hanya karena kita tidak runtut dalam mengkaji pembahasan sebelum dan sesudahnya. Demikianlah, semoga bermanfaat. Apabila ada pertanyaan ataupun mau menambahkan penjelasan tentang huruf ini, silakan bisa dimasukkan ke dalam kotak komentar. Apabila ada tambahan, insya Allah nanti akan saya masukkan ke dalam artikel ini apabila memang tambahannya diperlukan. 


Dalam catatan sebelumnya, tepatnya pada kitab durusul lughah jilid satu. Penulis menyinggung sedikit mengenai huruf jar. Ada beberapa huruf jar yang dikenalkan dan langsung dipraktekkan alias langsung latihan.

Sekarang, saya akan menyebutkan secara lengkap mengenai huruf jar seperti yang terdapat pada kitab Al-Muyassar fi 'ilmi an nahwi.

contoh huruf jar dan pengertiannya


Pengenalan dan pengertian huruf jar


Huruf jar adalah huruf-huruf tertentu yang membuat kata benda (isim) menjadi kasrah (majrur).

Kaidah huruf jar


- Huruf jar itu setelahnya adalah isim, ia bersambung pada isim.
- Huruf jar itu tidak bersambung pada fi'il (kata kerja yang terikat waktu).
- Huruf jar merupakan tanda pengenal isim.


Contoh dan jumlah huruf jar

Huruf jar berjumlah sembilan huruf, yaitu:

1. مِنْ  = dari
2. إِلىَ  = ke
3. عَنْ = dari
4. عَلىَ = di atas
5. فِي = di dalam
6. رُبَّ = banyak/sedikit
7. ب = dengan
8. ك  = seperti
9. ل = milik/kepunyaan

Contoh penggunaan مِنْ adalah:
- isim = النَّاسُ , artinya manusia
- karena didahului oleh huruf jar مِنْ , maka isim menjadi majrur = النَّاسِ 
- jadinya = مِنَ النَّاسِ = minan naasi
- Artinya = dari manusia.

Contoh penggunaan إِلىَ  adalah:
- isim = السُّوْقُ  , artinya pasar
- karena didahului oleh huruf jar إِلىَ  , maka isim menjadi majrur =  السُّوْقِ 
- jadinya = إِلىَ  السُّوْقِ  = ilas suuqi
- artinya = ke pasar

Contoh penggunaan عَنْ adalah:
- isim = النَّبِيُّ  , artinya nabi
- karena didahului oleh huruf jar عَنْ , maka isim menjadi majrur = النَّبِيِّ 
- jadinya = عَنِ النَّبِيِّ  = 'anin nabiyyi
- artinya = dari nabi

Contoh penggunaan عَلىَ adalah:
- isim = المَكْتَبُ , artinya meja
- karena didahului oleh huruf jar عَلىَ , maka isim menjadi majrur = المَكْتَبِ
- jadinya = عَلىَ المَكْتَبِ
- artinya = di atas meja

Contoh penggunaan فِي adalah:
- isim = المَسْجِدُ , artinya masjid
- karena didahului oleh huruf jar فِي , maka isim menjadi majrur = المَسْجِدِ
- jadinya =  فِي المَسْجِدِ  = fil masjidi
- artinya = di dalam masjid

Contoh penggunaan رُبَّ  adalah:
- isim = رَجُلٌ عَالِمٌ 
- karena didahului oleh huruf jar رُبَّ  , maka isim menjadi majrur = رَجُلٍ عَالِمٍ
- jadinya = رُبَّ  رَجُلٍ عَالِمٍ  = rubba rojulin 'aalimin
- artinya = banyak pemuda alim

Contoh penggunaan ب adalah:
- isim = الْقَلَمُ 
- karena didahului oleh huruf jar ب , maka isim menjadi majrur = الْقَلَمِ 
- jadinya = بِالقَلَمِ  = bil qalami
- artinya = dengan pena

Contoh penggunaan ك  adalah:
- isim = الْقَمَرُ 
- karena didahului oleh huruf jar ك , maka isim menjadi majrur = الْقَمَرِ 
- jadinya = كَالْقَمَرِ   = kal qamari
- artinya = seperti bulan

Contoh penggunaan ل adalah:
- isim = الأُسْتَاذُ 
- karena didahului oleh huruf jar ل , maka isim menjadi majrur الأُسْتَاذِ 
- jadinya = لِلأُسْتَاذِ  = lil ustaadzi
- artinya = milik/kepunyaan ustadz
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)
Contoh:
مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)
الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)


Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar
1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’
Contoh:
الْوَلَدُ نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)
أَبُوْكَ مَاهِرٌ (Bapakmu adalah orang yang pandai)
الْقَاضِى عَادِلٌ (Hakim itu adil)
2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ (Seorang muslim itu hadir)
الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)
الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)
3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)
الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)
الْمُؤْمِنُوْنَ مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)
الْمُؤْمِنَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)

KATA BENDA (ISIM) DALAM BAHASA ARAB

1.    PENGERTIAN ISIM
Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.
Contoh :
مُحَمَّدٌ (muhammad), مَدْرَسَةٌ (sekolah)
Bagaimana cara mengidentifikasi isim (kata benda) dalam bahasa arab…?

Berikut adalah ciri-cirinya :
1.      Bisa menerima tanwin seperti contoh diatas.
2.      Bisa menerima (ا ل  )
Contoh : النُّوْرُ (Cahaya), السَّمَآءِ (Langit)
3.      Bisa menerima huruf jer
Huruf jer yang biasa kita jumpai diantaranya adalah:
مِنْ (dari) الي (ke) عَنْ (dari) عَلي (diatas)فِي  (didalam) ب (dengan)
ل (bagi) ك (seperti)
Contoh :
مِنَ السَّمَآءِ (dari langit) السَّمَآءِ  adalah merupakan isim dan karenanya ia bisa dimasuki huruf jer yaitu مِنْ
4.      Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk.
Contoh :
نَصْرُللهِ (pertolongan Allah). Merupakan dua buah buah isim yang digabung menjadi satu dan menghasilkan satu makna.
Catatan :
Tanwin dan Alif Lam merupakan tanda isim, tetapi keduanya tidak dapat berada pada satu isim secara bersamaan.
Contoh :
نُوْرٌ  ketika dimasuki alif lam akan menjadi اَلنّوْرُ (tanwin-nya hilang).
2.     PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN JENISNYA
Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-laki (mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian kata benda berdasarka jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini akan menyangkut pada pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :
هُوَ طَبِيْبٌ  Dia adalah dokter (laki-laki) هِيَ طَبِيْبَةٌ Dia adalah dokter (perempuan)
جاَءَ مُحَمَّدٌ  Muhammad telah datang جاَءَتْ هِنْدٌ Hindun telah datang
Pada contoh diatas : طَبِيْبٌ adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki) sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu هُوَ (He). Pada contoh ke-2 طَبِيْبَةٌ adalah isim muannast (kata benda jenis perempuan) sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis perempuan yaitu هِيَ (She).
مُحَمَّدٌ adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus mudzakar. Begitu juga dengan هِنْدٌ  adalah isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast.
1. ISIM MUDZAKAR
Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.
Contoh : اَلرَّجُلُ Seorang laki-laki, مُحَمّدٌ  Muhammad,
اَلْمِصْباحُ  Lentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.)
2. ISIM MUANNATS
Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai muannast.
Contoh : عَائِشَةُ , Aisyah,الدَّجَاجَةُ  Ayam betina
الشَّمْسُ  Matahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai muannast)
Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :
1.      Dengan membedakan jenis kelaminnya.
Contoh : Mudzakar اَلرَّجُلُ  Seorang laki-laki, الدِّيْكُ Ayam jantan
Muannast  الْمَرْأَةُ Seorang perempuan, الدَّجَاجَة  Ayam betina
2.      Dengan pengelompokan secara bahasa
Isim muannast biasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Diakhiri denga ta marbuthoh (ة)
Contoh : خَدِيْجَةُ  Khodijah, مَدْرَسَة ُ  Sekolah, الشَّجَرَة   Pohon
b.      Anggota tubuh yang berpasang-pasang
Contoh : عَيْنٌ  Mata
يَدٌ Tangan
c.       Jamak Taksir : jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak taksir akan dibahas tersendiri pada bab Isim Jamak)
Contoh : بُيُوْتٌ  Rumah-rumah, bentuk tunggalnya  بَيْت
رُسُلٌ  Rosul-rosul, bentuk tunggalnya رَسُوْلٌ
Walaupun رُسُلٌ adalah isim yang jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak taksir maka dapat dimasukkan dalam kategori muannast.
Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk mudzakar.
3.   PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN BILANGANNYA
Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu mengenal terlebih dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu :
Tunggal مُفْرَد
تَثْنِيَّه  Ganda
جَمَع  Jamak
1. ISIM MUFROD
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : أُسْتَاذٌ (Pak guru), أُسْتَاذَةٌ  (Bu guru),
مُسْلِمٌ  (Seorang islam laki-laki), مُسْلِمَةٌ  (Seorang islam perempuan)
2. ISIM TASTNIYAH
Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : أُسْتَاذَانِ, اُسْتاَذَيْنِ (dua orang guru laki-laki)
أُسْتَاذَتاَنِ, أُسْتَاذَتَيْن ِ  (dua orang guru perempuan)
3. ISIM JAMAK
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun muannast.
Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Isim Jamak Taksir
Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang tidak beraturan sehingga perlu dihafal.
Contoh : : بُيُوْتٌ  Rumah-rumah, bentuk tunggalnya بَيْتٌ
رُسُلٌ  Rosul-rosul, bentuk tunggalnya  رَسُوْلٌ
b. Isim Jamak salim
Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang teratur.
Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :
Isim Jamak Mudzakar Salim
Isim jamak salim yang menunjukkan arti laki-laki.
Ciri-cirinya adalah adanya tambahan  ن+ و  dan ن + ي  pada bentuk mufrodnya
Contoh : مُسْلِمُوْنَ , مُسْلِمِيْنَ  (Orang-orang islam laki-laki)
Isim Jamak Muannast Salim
Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan.
Ciri-cirinya adalah adanya tambahan  ت + ا  pada bentuk mufrodnya.
Contoh : مُسْلِماَت  (Orang-orang islam prempuan)
مُؤْمِناَت  (Oarang-orang mukmin perempuan)
4.     ISIM BERDASARKAN KEJELASANNYA
Berdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi dua macam yaitu :
1. ISIM NAKIROH
Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang mana?”
Contoh :  
رَجُلٌ  (Orang laki-laki),  وَلَدٌ  (Seorang anak laki-laki),  اُسْتاَذٌ  (Pak Guru),  كِتاَبٌ (Buku)
Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh diatas.
Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan bilangannya)
Contoh :
رَجُلاَنِ (dua orang laki-laki), رَجُلُوْنَ (orang-orang laki-laki)

2. ISIM MA’RIFAT
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.

Contoh :
الرَّجُلُ (Orang laki-laki itu), اَلْوَلَدُ (Anak laki-laki itu ), مُحَمَّدٌ (Nama orang)
Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat, lihat table ini.

Sedangkan isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :
1.Isim yang diawali dengan alif lam.
2.Isim Dhomir (Kata Ganti)
3.Isim Maushul (Kata Sambung)
4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).
6.Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)
7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat
1. Isim yang diawali dengan alif lam.
            Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.
Contoh :  
الرَّجُلُ  (Orang laki-laki itu),  اَلْوَلَدُ  (Anak laki-laki itu).

2. Isim Dhomir (Kata Ganti)
            Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada
table berikut:
Contoh:
يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ أَحْمَدُ  =  Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ  =  Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata  
أَحْمَدُ diganti dengan  هُوَ (dia), sedangkan  الأَوْلاَد (anak-anak) diganti dengan  هُمْ (mereka).

Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)
2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (Dia menyayangi mereka):
  • Kata هُوَ (dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan
  • Kata هُمْ (mereka) adalah Dhamir Nashab.
3. Isim Maushul (Kata Sambung)
Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa Indonsia biasa diartikan dengan “yang”
Contoh : الَّذِي  (yang,untuk mudzakar),  الَّتِي  (yang, untuk muannast)
4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
            Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.
Contoh :
هَذًا (ini, untuk mudzakar), هَذِهِ  (ini, untuk muannast) ذَالِكَ (itu, untuk mudzakar), تِلْكَ (itu, untuk muannast)
5.    Munada
Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)
Contoh : ياَ رَجُلُ  (wahai laki-laki), ياَ اُسْتاَذُ  (wahai guru)
6. Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)
Adalah isim yang menunjukan arti nama baik nama manusia ataupun selain manusia.
Contoh : مُحَمَّدٌ  (Muhammad), مَكَّةَ  (Kota Makkah), النِّيْلُ (Sungai Nil)

7. Isim Nakiroh yang  serangkai dengan Isim Ma’rifat
Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.
Contoh : قَلَمُ مُحَمَّدٍ  (Pena Muhammad), قَلَمُهُ  (Pena-nya).
Kata قَلَمٌ adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim ma’rifat yaitu مُحَمَّدٍ
5.      PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR
1. Isim Mu’rob
Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.
‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-beda.
Contoh :
جاَءَ مُحَمَّدٌ  (Muhammad telah datang)
رَأَيْتُ مُحَمَّدًا  (Saya telah melihat Muhammad)
مَرَرْتُ بٍمُحَمَّدٍ  (Saya berjalan dengan Muhammad)
Perhatikan kata مُحَمَّدُ pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama berharokat dhommah, pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada kalimat ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut disebabkan oleh berbedanya ‘amil yang masuk pada kata tersebut yaitu جاَءَ , رَأَيْتُ, dan مَرَرْتُ. Apabila suatu isim mengalami perubahan pada bagian akhirnya ketika dimasuki oleh ‘amil yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam kategori isim mu’rob.

2. Isim Mabni
            Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun kemasukan ‘amil.
Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :
1. Isim Dhomir (Kata Ganti)
2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
3. Isim Maushul (Kata Hubung)
4. Isim Syarat (Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)
5. Isim Istifham (Kata Tanya)